Badan Gizi NasionalBeritaKesehatanPemerintah

Terjebak di Antara Dua Alamat, Perjuangan Balita Mendapatkan Hak Gizi

10
×

Terjebak di Antara Dua Alamat, Perjuangan Balita Mendapatkan Hak Gizi

Sebarkan artikel ini

Tangerang, Ceklisdua.net — Balita bernama Muhamad Aditya, lahir 16 Oktober 2024, kembali terbaring lemah di ruang perawatan rumah sakit untuk kedua kalinya. Tubuhnya kecil, kurus, dan tampak lemah saat digendong ibunya, Suadah, yang terus memeluknya erat sambil menahan tangis.

 

Keluarga kecil ini tinggal di Desa Kaliasin, Kecamatan Sukamulya, namun seluruh berkas kependudukan mereka masih tercatat di Kp Cayur, Desa Sindangsono, Kecamatan Sindang Jaya. Akibat perbedaan domisili itu, Aditya tidak bisa dimasukkan ke daftar penerima Program Makanan Tambahan (PMT) dan intervensi gizi dari Pemerintah Desa Kaliasin.

 

“Ini sudah kedua kalinya Aditya dirawat. Badannya cepat drop, kata dokter gizinya kurang. Tapi bantuan dari desa sini nggak bisa masuk karena domisili masih Sindang Jaya,” ujar Suadah dengan suara bergetar.

 

Ayah Aditya, Muhamad Saep, bekerja serabutan dengan penghasilan tak menentu. Sebagian besar pendapatan habis untuk kebutuhan dasar, sehingga pemenuhan gizi seimbang bagi Aditya kerap tidak terpenuhi.

 

Dalam Kartu Keluarga yang diterbitkan 23 April 2025, keluarga ini masih tercatat sebagai warga Sindang Jaya. Status domisili itu menjadi penghalang utama bagi akses bantuan, meski secara faktual mereka telah menetap di Kaliasin.

 

Ketika dikonfirmasi melalui sambungan telepon WhatsApp, Camat Sindang Jaya menyatakan pihaknya akan segera menindaklanjuti persoalan tersebut.

“Kami akan koordinasikan dengan Puskesmas Sindang Jaya untuk berkoordinasi juga dengan Puskesmas Sukamulya agar segera ditangani,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa kasus serupa tidak boleh menghambat penanganan stunting, terutama ketika kondisi anak sudah darurat dan membutuhkan intervensi cepat.

 

Untuk memastikan koordinasi tersebut berjalan, tim media kemudian menghubungi Puskesmas Sukamulya. Pihak puskesmas langsung merespons dan menyatakan telah menindaklanjuti laporan tersebut.

“Kami sudah koordinasi dengan Bu Lurah, dan akan memantau perkembangan balita tersebut,” ujar Ibu Eko, Kepala Puskesmas Sukamulya, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon WhatsApp.

Kunjungan Puskesmas Sukamulya bersama Pihak Desa Kalisin

Sebagai tindak lanjut, pihak Puskesmas Sukamulya yang didampingi Ibu Lurah Kaliasin beserta kader kesehatan juga telah melakukan kunjungan langsung ke rumah sakit tempat Aditya dirawat. Mereka memastikan kondisi balita tersebut serta memberikan pendampingan kepada keluarga selama proses perawatan.

 

Pihak keluarga menyampaikan ucapan terima kasih atas kunjungan tersebut.

“Alhamdulillah, kami merasa sangat terbantu. Terima kasih kepada pihak puskesmas, Bu Lurah, dan para kader yang sudah datang dan peduli dengan keadaan anak kami,” ujar Suadah.

 

Sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan kontrol publik, tim media ceklisdua.net akan terus memantau perkembangan kasus ini dengan berkoordinasi bersama pihak-pihak terkait untuk memastikan hak balita tersebut atas layanan kesehatan dan gizi dapat terpenuhi.

 

Solihin/Bejo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *