Kepri, Ceklisdua.net – Sore menjelang malam saat langit Tanjungpinang mulai berwarna tembaga. Di tengah hiruk pikuk kota, deretan pengurus DPD Asosiasi Keluarga Pers Indonesia (AKPERSI )Provinsi Kepulauan Riau bergerak menuju Simpang Lampu Merah Batu Enam. Bukan untuk sekadar aksi formalitas, bukan untuk tampil di depan publik mereka hadir karena panggilan hati, panggilan yang tak bisa ditunda oleh waktu atau keadaan.Juma’at 05/12/2025
Di barisan paling depan berdiri Ketua DPD AKPERSI Kepri, Fauzan, dengan tatapan yang memantulkan tekad. Hari itu, tidak ada yang lebih penting selain satu misi:
menjadi jembatan harapan bagi saudara-saudara yang sedang berduka di Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.
Luka dari Seberang Pulau
Bencana di tiga provinsi itu meninggalkan kehancuran yang tak terbayangkan. Rumah runtuh, mata kehilangan sinarnya, harapan mendadak patah. Ribuan keluarga kini hidup di antara puing dan air mata.
Melihat itu, AKPERSI Kepri memilih jalan yang paling manusiawi: bergerak, bukan hanya bersimpati.
Simpang Kota Bergetar oleh Empati
Begitu lampu berubah merah, pengurus DPD AKPERSI Provinsi Kepulauan Riau menyebar ke setiap sisi jalan. Mereka mengetuk hati, bukan kaca jendela.
Dengan senyum tulus, dengan sikap hormat, mereka mengulurkan kotak donasi.
Dan sesuatu yang indah terjadi.
Satu per satu masyarakat membuka kaca mobilnya. Ada yang mengangguk pelan, ada yang menyalami para relawan, bahkan beberapa tak kuasa menahan haru. Uang diselipkan ke kotak donasi disertai pesan sederhana namun dalam
Tolong sampaikan ini untuk saudara-saudara kami di sana.
Pagi itu, Simpang Batu Enam bukan lagi sekadar persimpangan lalu lintas.
Ia berubah menjadi simpang rasa, tempat manusia bertemu dengan nurani yang paling jernih.
Pesan dari Fauzan Selaku Ketua DPD AKPERSI Kepri
Dalam suasana yang sarat emosi, Fauzan menyampaikan apresiasi yang menggugah:
“Terima kasih kepada semua yang rela menyisihkan rezekinya. Setiap rupiah adalah doa. Setiap kebaikan adalah harapan. Dan kami berjanji, bantuan ini akan sampai kepada mereka yang menunggu uluran tangan di Sumbar, Sumut, dan Aceh.”
“Kalian terluka, kami pun ikut berdarah. Bantuan ini mungkin belum mampu menghapus seluruh duka, tetapi semoga bisa mengusap sedikit perih yang kalian rasakan.”
Kata-kata itu seperti mengikat tekad semua yang ada di lapangan.
Ini bukan kegiatan.
Ini gerakan kemanusiaan.
Solidaritas yang Tak Akan Padam
Fauzan menegaskan,DPD AKPERSI Kepri bukan organisasi yang hadir saat sorotan datang, tetapi saat penderitaan membutuhkan teman:
“Kami tidak akan berhenti. Selama ada masyarakat yang butuh uluran tangan, selama ada air mata yang harus diusap, AKPERSI akan turun.”
Aksi Legal, Tertib, dan Terkoordinasi
Sebelum turun ke lapangan, AKPERSI Kepri telah mengirimkan surat pemberitahuan kepada Polres Tanjungpinang melalui Kasat Intelkam.
Fauzan memberikan apresiasi khusus:
“Terima kasih kepada Polres Tanjungpinang yang merespons cepat. Pelayanan mereka luar biasa. Sinergi ini membuat aksi kami berjalan lancar, aman, dan tertib.”
Ketika Kepedulian Menembus Batas Geografis
Ratusan kilometer memisahkan Tanjungpinang dari daerah bencana, tetapi jarak itu runtuh oleh kehangatan solidaritas.
Di simpang itu, di bawah langit yang pelan-pelan gelap, masyarakat Kepri membuktikan bahwa kemanusiaan tak mengenal sekat, tak mengenal batas, tak mengenal jeda.
Sumber DPD AKPERSI Provinsi Kepulauan Riau










