Berita

Gila….! Pembangunan SPAM Maratua, kec. Payung-Payung Diduga Gunakan Lahan Warga Tanpa Izin

17
×

Gila….! Pembangunan SPAM Maratua, kec. Payung-Payung Diduga Gunakan Lahan Warga Tanpa Izin

Sebarkan artikel ini

Berau, Maratua, Kalimantan Timur. Ceklisdua.net – Proyek pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Maratua yang saat ini tengah berlangsung di Kampung Payung-payung, Kecamatan Maratua, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, menuai sorotan dari warga. Proyek yang berada dalam tahap pengerjaan tersebut diduga memanfaatkan sebagian lahan warga tanpa izin dan tanpa adanya komunikasi dari pihak pelaksana.

Di lapangan, proyek SPAM Maratua membangun siring dengan pondasi batu di sekeliling area lokasi pembangunan. Namun, pondasi tersebut diduga masuk ke atas tanah milik warga sekitar tanpa dilakukan sosialisasi, koordinasi, ataupun penyampaian rencana kepada pemilik lahan yang terdampak. Warga menyebut bahwa sekitar 1 meter lebar dan 20 meter panjang lahannya telah terpakai oleh proyek tersebut.

Warga: Tidak Ada Konfirmasi dan Tidak Ada Ganti Rugi

Salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan kepada awak media bahwa pihak pelaksana proyek tidak pernah melakukan konfirmasi atau memberikan kompensasi atas penggunaan lahan tersebut.

“Lahan tanah ini terambil sekitar lebar 1 meter dan panjang hampir 20 meter. Mereka tidak punya itikad baik kepada warga, tidak ada konfirmasi atau pergantian rugi atas bangunan yang masuk dalam tanah kami,” ujarnya, Rabu (26/11/2025).

Warga juga menyampaikan bahwa sejak awal mereka tidak pernah dilibatkan dalam proses perencanaan pembangunan, meskipun lokasi proyek bersinggungan langsung dengan lahan miliknya.

Warga menjelaskan bahwa lokasi pembangunan sebelumnya direncanakan untuk pembangunan SMP Negeri 09, namun kemudian dialihkan menjadi pembangunan embung SPAM.

“Pekerjaan ini awalnya untuk bangun SMP Negeri 09, tapi SMP dipindahkan dan dibangunlah embung ini. Mereka hanya sempat menunjukkan sertipikat SMP kepada kami. Mereka bilang semua warga sudah dilibatkan, tapi kami merasa tidak pernah diajak bicara,” ungkapnya.

Selain masalah lahan, warga juga kecewa karena pohon mangga miliknya rusak akibat aktivitas proyek. Namun, kerusakan tersebut tidak pernah dikonfirmasi oleh pihak pelaksana.

“Seharusnya mereka membangun di luar area pohon mangga itu karena pohon itu masuk tanah warga. Tapi mereka merusak begitu saja tanpa izin,” keluh warga.

Warga berharap pemerintah maupun pelaksana proyek SPAM Maratua dapat memberikan kepastian dan mengganti rugi lahan yang telah digunakan. Mereka merasa tidak layak diperlakukan semena-mena di kampung mereka sendiri.

“Kami hanya minta hak kami dikembalikan. Tanah yang dipakai proyek harus diselesaikan dan diganti sesuai luas yang digunakan,” tegas warga.

Warga menunggu itikad baik dari pihak terkait agar masalah ini dapat diselesaikan secara adil dan tidak menimbulkan ketegangan di kemudian hari.

 

S. Bahri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *