Palembang, Ceklisdua.net – Aksi damai puluhan massa dari *Himpunan Aktivis Pemuda Mahasiswa Transformatif (HANTAM) Sumatera Selatan mengguncang halaman Kantor Gubernur Sumsel. Dengan suara lantang dan spanduk bertuliskan “Selamatkan Wajah Sumsel!” para aktivis menuntut Gubernur mengambil langkah tegas terhadap maraknya bangunan liar, tembok beton ilegal di jalan provinsi, serta gagalnya Dinas PUPR dan Dishub menjaga ketertiban ruang jalan. Senin, 24 November 2025.
Aksi yang dipimpin oleh Korlap Ripki, Koordinator Aksi Resy Febrianti , dan Koordinator Presidium HANTAM Ulil Mustofa itu berlangsung panas, namun tertib. Para aktivis menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi tidak boleh tutup mata terhadap pelanggaran hukum yang diduga melibatkan pihak-pihak berpengaruh.
Tembok Beton di Jalan Provinsi Itu Malu-maluin! Bongkar atau Kami Akan Datang Lagi!”
Salah satu sorotan utama aksi adalah pemasangan pagar beton di Jalan Lingkar Selatan / Exit Tol Indralaya yang diduga dilakukan oleh Haji Ismail Umar dan kelompoknya. Massa menilai tindakan tersebut bukan hanya melanggar Undang-Undang, tetapi juga memalukan wajah Pemerintah Provinsi Sumselkarena berdiri tepat di ruang milik jalan atau sempadan jalan yang jelas dilarang.
Kor. lapangan Hantam Ripki menegaskan
“Bangunan itu berdiri di atas aturan yang dilanggar. Semua pejabat tahu itu salah. Pertanyaannya: kenapa sampai hari ini masih berdiri? Apakah hukum hanya berlaku untuk rakyat kecil?”
HANTAM: “Bila Kepala Dinas Tidak Bisa Kerja, Silakan Mundur Terhormat!”
Dalam orasinya, Ulil Mustofa, Koordinator Presidium HANTAM, menyampaikan bahwa aksi ini bukan sekadar kritik, tetapi evaluasi langsung terhadap kinerja para kepala dinas.
“Kami rekam semua pernyataan hari ini. Kami bawa ke publik. Kita lihat, mampu tidak Kepala Dinas PUPR Bina Marga dan Dishub menindaklanjuti dalam beberapa minggu ke depan. Kalau tidak ada tindakan konkret, lebih baik mundur saja. Kursi jabatan itu bukan untuk tidur.”
Ulil menekankan bahwa publik sangat mudah membaca siapa yang bekerja dan siapa yang hanya memberikan alasan. HANTAM menyampaikan bahwa waktu evaluasi sudah dimulai hari ini.
ODOL Rusak Jalan, Dishub Dinilai Gagal Total
Selain bangunan liar, HANTAM juga mengecam kegagalan Dinas Perhubungan Sumsel dalam menertibkan kendaraan Over Dimension Over Loading (ODOL). Aktivis menilai Dishub hanya “menjaga papan nama”, bukan menjalankan fungsi pengawasan.
Koordinator Aksi Resy Febrianti menegaskan
“Jalan provinsi rusak parah karena ODOL, kecelakaan meningkat, dan Dishub hanya sibuk cari alasan teknis. Kalau tidak mampu menegakkan aturan, tinggalkan jabatannya. Jangan biarkan rakyat bayar kerusakan akibat kelalaian pejabat.”
Tanggapan OPD Dinilai Normatif, HANTAM: “Kami Kawal Sampai Tembok Itu Roboh!”
Perwakilan OPD memang turun menemui massa, namun jawaban mereka dinilai normatif. HANTAM menyatakan tetap mengapresiasi, tetapi menegaskan bahwa apresiasi tidak sama dengan percaya.
“Kami hargai tanggapan mereka. Tapi alasan tidak akan membongkar tembok beton. Kami ingin tindakan. Aksi hari ini adalah awal. Kami akan pantau dan kami akan datang lagi bila tidak ada perubahan.”
Ripki, Korlap HANTAM.
Tuntutan Resmi HANTAM Sumsel
1. Bongkar tembok beton dan bangunan liar di sempadan Jalan Lingkar Selatan – Exit Tol Indralaya.
2. Evaluasi total dan COPOT Kepala Dinas PUPR Bina Marga dan Dishub Sumsel bila tidak mampu melakukan tindakan konkret dalam beberapa minggu
3. Penegakan tegas terhadap ODOL dan pengoperasian jembatan timbang tanpa kompromi.
4. Penegakan hukum tanpa pandang bulu terhadap seluruh pelanggar sempadan jalan.
Aksi Akan Berlanjut Bila Gubernur Tidak Bertindak
Ulil Mustofa menutup dengan peringatan keras:
“Jangan biarkan Sumsel jadi tontonan publik karena pembiaran semacam ini. Jika Gubernur ingin selamatkan wajah Sumsel, ambil tindakan hari ini. Jika tidak, HANTAM menyakini bahwa gubernur berintegritas bukan seperti julukan yang di sampaikan viral hari ini”
Redaksi


