Jambi, Ceklisdua.net – Kasus pembunuhan dosen Universitas Jambi, ERNI YUNIATI(37), oleh Bripda WALDI, anggota Polri berusia muda, kini membuka potret kelam di balik seragam penegak hukum. (5/11/2015)
Awalnya, hubungan antara keduanya tampak seperti kedekatan personal biasa. Polisi menemukan riwayat chat Wahatsaap intens antara Waldi dan korban, mengindikasikan adanya hubungan emosional yang terjalin cukup lama. Namun, di balik percakapan itu, tersimpan bara konflik yang diduga dipicu perselisihan asmara dan urusan keuangan.
Puncak tragedi terjadi ketika Waldi membunuh Erni di rumah korban. Namun kejahatan itu tak berhenti di sana. Demi menghapus jejak dan mengaburkan waktu kematian,Waldi menggunakan ponsel korban untuk membalas pesan WhatsApp dari sahabat dan keluarga korban. Ia berpura-pura menjadi Erni menjawab dengan kalimat singkat agar seolah korban masih hidup.
Tindakan itu berhasil menipu orang-orang terdekat korban untuk sementara waktu. Mereka sempat percaya bahwa Erni baik-baik saja, padahal jasadnya sudah tak bernyawa.
Kebohongan digital itu menjadi bagian dari upaya Waldi menutupi kejahatannya sendiri sebuah langkah dingin dan terencana yang akhirnya terkuak lewat analisis forensik digital dan jejak komunikasi yang dikumpulkan penyidik.
Kini, publik menyorot tajam perilaku sang polisi muda yang seharusnya menjadi pelindung, namun justru mengkhianati sumpah profesinya. Kasus ini tak hanya menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban, tetapi juga mengguncang kepercayaan masyarakat terhadap integritas aparat penegak hukum.
Penulis: EKO SH / Pimpred
