Berita

Sapa Yang Tak Berbalas: Momen Humanis Ojol dan ODGJ di Warkop Jalan Kenjeran 265 Surabaya

24
×

Sapa Yang Tak Berbalas: Momen Humanis Ojol dan ODGJ di Warkop Jalan Kenjeran 265 Surabaya

Sebarkan artikel ini

Surabaya, 28/11/2025. Ceklisdua.net – Sore di Jalan Kenjeran 265 perlahan merayap menuju gelap. Lampu-lampu warung kopi yang berjajar di area parkiran mulai menyala, menambah hangat suasana Jumat itu. Di tengah riuh kendaraan yang berlalu-lalang, seorang pria dengan kondisi Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ),” tampak melangkah pelan menuju sebuah warkop sederhana.

 

Tanpa banyak kata, ia duduk dan memesan kopi hitam. Sepiring nasi putih dengan telur asin menjadi santapannya malam itu. Tidak ada percakapan, tidak ada ekspresi hanya keheningan yang melingkupi dirinya, seolah dunia bising di sekitarnya tidak menyentuh sedikit pun ruang batinnya.

 

Beberapa menit kemudian, seorang pengemudi ojek online, SIRAN, tiba di warkop yang sama. Lelah usai bekerja seharian, ia bermaksud sekadar beristirahat sambil berbincang ringan. Melihat pria tadi duduk sendirian, Siran mencoba membuka percakapan, sebuah kebiasaan sederhana yang melekat pada ojek online yang terbiasa berinteraksi dengan banyak orang.

 

Tetapi upayanya tidak berbalas.

Tidak ada reaksi.

Tidak ada kata.

Hanya diam.

 

SIRAN sempat kebingungan. Ia mengulang sapaan kedua kali, ketiga kali namun tetap tanpa respons.

 

Seorang pengunjung yang duduk tak jauh dari mereka kemudian mendekat dan memberi tahu SIRAN bahwa pria tersebut adalah ODGJ yang kerap singgah di area itu. Mendengar penjelasan tersebut, Siran terdiam sejenak, sebelum mengangguk memahami situasi.

 

“Saya benar-benar tidak tahu kalau beliau ODGJ,” ujar Siran, mencoba tersenyum meski tampak masih terkejut.

 

Kejadian sederhana itu meninggalkan kesan tersendiri di warkop sore itu. Sebuah pengingat bahwa di tengah rutinitas kota besar, pertemuan singkat dengan berbagai lapisan manusia bisa membuka ruang empati yang jarang kita sadari.

 

Di balik sunyi pria tersebut, dan di balik niat baik seorang ojol yang sekadar ingin menyapa, tersimpan kisah kecil tentang kemanusiaan tentang bagaimana setiap orang, dalam keterbatasannya masing-masing, tetap layak diperlakukan dengan pengertian.

 

Penulis: EKO SH

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *